Minggu, 16 Juni 2013

Catatan 16 Juni

Kau adalah seseorang yang selalu aku perbincangkan dengan Allah. Bagaimana tidak? Engkau adalah orang asing yang akan mengambil alih posisi ayah sebagai pemimpinku. Ayah yang telah mengiringi perjalananku mulai aku masih berbentuk segumpal darah, hingga hampir 23 tahun hidup di dunia. Sungguh itu bukanlah waktu yang singkat. Mendidikku dengan penuh keseriusan dan kelembutan. Ayah adalah sosok pelindung untukku, meski di sisi lain ayah mengajarkanku untuk menjadi perempuan pemberani dan bertanggung jawab. Profesi ayah sebagai TNI kian disegani orang-orang hingga tak sembarang laki-laki yang berani mendekatiku. Aku bersyukur kepada Allah yang telah menakdirkanku memiliki ayah yang sangat lembut padaku. Hingga akhirnya Allah berkehendak mempertemukan aku dan kamu.

Dulu, aku tak peduli akan dengan siapa orangnya. Aku tak inginkan dokter maupun tentara seperti ayah. Aku juga tak pernah bermimpi memiliki pemimpin dengan tubuh tegap dan gagah. Karena apa yang terbaik menurutku, belum tentu menurut Allah baik juga. Akan hidup penuh harta atau tak punya apa-apa juga tak pernah kubayangkan. Tidak, aku tak butuh harta, yang aku butuhkan adalah cinta. Tidak, bukan cinta yang hanya di mulut saja, tapi cinta karena Allah yang utama.

Kini engkau hadir, menepis angan-angan anak kecil yang begitu melekat dalam diriku. Kau nyata, bukan khayalan. Dan kau tak serupa dengan anganku. Ya, kuakui kau lebih dari itu. Puji dan syukur pada Allah tak henti terucap ketika melirikmu. Benarkah kau adalah kado yang telah Allah persiapkan untukku? Mungkin aku tak sebanding dengan dirimu, namun sekufu menurut Allah itu perhitungannya diluar nalarku. Aku hanya berterima kasih pada Allah, karena orang itu dirimu.

Semoga kuraih kemuliaan di sisi Allah bersamamu, menjadi sepasang sayap untuk bersama terbang menuju keridhoan Allah, dengan penuh cinta kasih.

Pertemuan denganmu mengundang cinta. Namun aku tak ingin jatuh karena cinta padamu. Aku ingin membangun cinta, bersamamu. Agar istana cinta kita menjulang tinggi hingga 'arsy-Nya, hingga dunia merasakan indahnya cinta kita.

Jumat, 07 Juni 2013

Just Want to Write

Tak pernah selesai penyesalan di masa lalu
Apalah daya, itu semua sudah berlalu
Dipikir panjang, tak ada habisnya
Hanya membesarkan kata ragu dalam diri untuk melangkah

Aku bukan orang yang istimewa
Bukan juga yang tak pernah bergelimang dosa
Bukan pula bidadari yang tersimpan dengan baik
Bukan juga penjawab do'a dalam hati

Ketika ragu itu kembali muncul dan menjelma
Ketika langkahku goyah untuk menegakkan pendapatku
Kau tak akan mampu merubah keinginanku
Bahkan mungkin kau mudah melepaskanku

Aku sudah tidak bisa mundur
Jika memang dirimu
Jika memang ketetapan Allah sudah seperti itu
Syukurku tak kan putus

Aku masih takut
Jika aku adalah sepatu kebesaran
Yang nanti melukai kakimu
Dan mengalangimu berjalan

Aku takut jika nanti sepatu itu koyak
Atau kau menemui sepatu yang lebih nyaman
Aku takut kau membuang sepatu itu
Atau menjadikannya sepatu cadangan

Takut, ragu, khawatir
Wajarkah perasaan ini?
Aku tak ingin larut dalam perasaan ini

Minggu, 02 Juni 2013

Cinta Karena Allah

Bismillaah...

Well, posting ini awalnya hanyalah sekedar komentar dari posting blog seseorang. Tapi kupikir tak ada salahnya kumasukkan menjadi posting blog ku, karena komentarnya terlalu panjang lebar. Terkesan seperti menceramahi. Hehehehe. Orangnya pasti udah tutup telinga kalau aku komentar di depan dia, karena itu, ditulis saja lah yaa :) .


Cinta karena Allah. Kata-kata romantis abis ini seringkali disalah artikan oleh para "Arjuna pencari cinta". Ya, seringkali mereka memodifikasi keadaan supaya sang Srikandi mau menerimanya. Sampai-sampai mereka bilang "Kau bidadari, jatuh dari surga, di hadapanku, eyaaa..". Hehe, itu mah lagunya Cowboy Junior ya.. Padahal nyatanya, kalau dari fisik mah jauh banget sama bidadari surga yang diceritakan di hadist dan Al-Qur'an. Hehe, tapi ya itulah, sesuatu yang aku nggak paham, kenapa laki-laki suka menggombal, dan kenapa perempuan suka digombalin (except me)? Skip. Ini di luar alur.

Beberapa aktivis mengartikan bahwa cinta karena Allah itu karena nggak didahului pacaran, tidak berdua-duaan, tidak saling tebar pesona, dll. But for me, it's really not. Kalau ga ada prinsip, sama aja bohong. Menurutku, cinta karena Allah itu karena Allah sangat mencintaiku apa adanya. Rasa cinta Allah tak pernah bisa kubalas dengan apapun. Oleh karenanya, aku belajar mencintai Allah. Dan telah dijelaskan dalam beberapa hadist tentang ciri-ciri orang yang mendapat kasih sayang lebih dari Allah. Aku belajar menuju karakter-karakter itu. Kemudian cinta karena Allah itu kudefinisikan sebagai "Karena Allah cinta kau, maka aku cinta kau. Kau datang padaku dengan cara yang Allah sukai, maka aku meridhoi. Karena bersamamu cinta kita mengundang kasih sayang Allah, maka aku mau menjalaninya bersamamu".

Nah, kalau begitu, ketika Allah tidak menyukai sesuatu dan kita menghindarinya, maka itulah aplikasi dari cinta karena Allah. Tak banyak memilih bukan berarti tidak selektif, tapi aku percaya, bahwa Allah jauh lebih tau apa yang terbaik untukku, daripada diriku sendiri. Jika nantinya Allah tidak suka, maka apapun bisa terjadi untuk membatalkan "proses"-nya. Membolak-balikkan keadaan adalah perkara yang sangat mudah bagi Allah. Nothing impossible! Tapi nggak sembarangan juga caranya... Sering konsultasi sama Allah itu yang terbaik. How? Oke, aku percaya Allah itu ghaib. Namun tiap do'a itu didengar, shalat yang baik itu disaksikan. Allah ciptakan manusia memang sifatnya suka mengeluh kok, dan jangan khawatir, Allah mau banget kok dengerin keluhan kita... Jawabannya? Timing yang tepat, keteguhan hati dalam menentukan, mudahnya lisan berkata, dan beragam jawaban yang bisa diterima oleh hati. Kita mengeluh dengan hati, maka Allah menjawabnya ke dalam hati kita. Betapa romantisnya Allah :)

I love you full, my beloved, Allah SWT..

Salam untuk sahabatku yang senantiasa menyimak :)
Mohon do'a semoga disegerakan untuk menggenapkan separuh agama, dengan orang yang mempunyai cinta karena Allah... Aamiin..

Senin, 13 Mei 2013

Jawaban Do'a Februari, Subhanallaah :)

Bismillahirrahmaanirrahiim....

Demi Allah yang mana diriku ada dalam genggaman-Nya. Puji dan syukur begitu melimpah kepada-Nya. Entah berapa orang yang membaca tulisanku awal Februari lalu, dan entah berapa orang yang meng-amin-kan do'a-do'aku saat itu. Mungkin tidak terkesan do'a, namun aku ingin mengucapkan terimakasih bagi yang telah membacanya, dan telah meng-amin-kan harapan-harapanku.
Ingin aku tuliskan lagi di blog, semoga saja yang membacanya turut berbahagia, juga dapat meng-amin-kan do'aku lagi :) . Sungguh, demi Allah, aku telah mencoba menjadi guru privat anak kelas 3 SMA, mengantarnya menuju ujian nasional. Yaa, mungkin aku gagal mengajarinya karena keterbatasanku. Namun berarti keinginanku untuk mengajar privat telah terwujud, meski yaa hanya untuk satu bulan percobaan saja. Bagaimana dengan asisten lab? Subhanallaah, aku diterima juga, dan ini sudah masuk masa akhirya, beberapa minggu lagi akan diadakan ujian praktikum, semoga pesertanya lancar yaa (aamiin.. :) ). Kuliah? Aku tetap kuliah, alhamdulillaah. Meskipun banyak hal yang harus dikerjakan, meskipun seringkali datang telat dan masih saja ketiduran di kelas (hehehe). Organisasi? Yaa, masih, tapi mungkin inilah yang paling terbengkalai, namun alhamdulillaah Allah menganugerahkan teman-teman yang siap membantuku mem-back up dalam tugas-tugas organisasi. Semua sudah Allah kabulkan bukan? Subhanallaah...
Bagaimana dengan keinginan menyusul teman yang sudah membuka gerbang sakinah? Allah sudah tulis di lauf mahfudz-Nya :). Demi Allah, ini semua skenario Allah. Tapi aku ingin berbagi.
Kekuatan do'a kita, sahabat, itu semua Allah dengar, dan Allah kasih dengan maupun tanpa perantara. Dengan cara yang terbaik jika kita meminta yang terbaik. Meski rasa gelisah dan terburu-buru itu merajai hati. Kadang terpikir bahwa mengadu pada Allah tidaklah cukup. Akupun berpikir seperti itu. Aku mengadu pada makhluk, namun dalam hati tetap Allah yang terhebat :).
Terima kasih, Yaa Rabb, jika kali ini adalah jalan terbaik. Alhamdulillaah...
Dan teruntuk sahabat yang membaca ini, do'akan aku ya untuk segera membuka gerbang sakinah itu. Semoga Allah meridhoi keinginanku, aamiin... :)

Jumat, 01 Februari 2013

Ini Aku

Bismillaah
Awal Februari yang indah. Insya Allah besok temanku akan melangsungkan pembukaan gerbang suci menuju kehidupan yang sakinah. Rasa ingin menyusul pasti ada. Namun Allah jua lah yang tentukan akan dengan siapa, bagaimana caranya, dimana tempatnya, kapan waktunya, dan akankah di dunia, ataukah ditunda di akhirat nanti.
Yaasudahlah.
Aku ingin bercerita bahwa aku telah membulatkan tekad bahwa semester ini fokusku bercabang-cabang. Mentoring, Kuliah, Organisasi, Asisten lab (kalau diterima), dan guru privat (kalau diterima). Meskipun bercabang, namun aku harus bisa mewujudkan nilai A di seluruh mata kuliah (aamiin..). Disamping itu, aku akan menunda pendidikan profesi apoteker ku selama satu tahun. Dengan tujuan me-refresh pikiranku, mencari penghasilan dan mencari pengalaman. Setelah lebih dari 3 tahun aku menimba ilmu di universitas, aku merasa jenuh dengan semuanya. Ya, belajar menang tidak boleh berhenti, namun belajar tidak hanya di bangku perkuliahan bukan? Aku juga ingin melancarkan bahasa Inggris yang seringkali terlepas saat di bangku perkuliahan. Aku ingin les, aku ingin pesantren, aku ingin bekerja, daaaannn lain-lainnya. Insya Allah setelah setahun lamanya aku berhenti duduk untuk kuliah, aku akan mendapatkan passion ku untuk belajar lagi.
Aku akan terus kuliah sampai tak ada lagi jenjang kuliah formal yang lebih tinggi. Aku ingin mewujudkan cita-citaku sedari kecil. Aku bukan ingin menjadi farmasis, aku tak pernah bercita-cita sebagai dokter, psikiatri ataupun lainnya. Aku selalu ingin menjadi ibu dan guru. Jika aku belum bisa menjadi ibu, maka aku harus menjadi guru. Jika nanti aku sudah menjadi ibu, aku akan tetap menjadi guru. Guru tidak hanya yang berdiri di depan kelas untuk menerangkan suatu hal. Untukku, guru adalah orang yang dapat memberi pencerahan tentang suatu ketidaktahuan. Mungkin berat, namun tekad kuat dan takdir Allah yang akan mewujudkan.
Hari ini, 1 Februari 2013, kuputuskan dengan pertimbangan yang sangat matang, bahwa aku akan menyusun ulang keinginan-keinginanku :)
Bismillaahirrahmaanirrahiim..